Biografi Albert Einstein

Albert Einstein (14 Maret 1879–18 April 1955) adalah seorang ilmuwan fisika teoretis yang dipandang luas sebagai ilmuwan terbesar dalam abad ke-20. Dia mengemukakan teori relativitas...

Apakah Ada Kehidupan di Mars ?

California - Organisme primitif mungkin telah ada di Mars selama periode kehidupan sedang terbentuk di Bumi. Hal ini disimpulkan ilmuwan setelah mengamati citra yang dikirim robot penjelajah Mars, ...

Biografi Neil Amstrong

Neil Alden Armstrong Lahir 5 Agustus1930, di sebuah tanah pertanian kakeknya, Auglaizy County, Ohio adalah astronot pertama AS, orang pertama di bumi yang menjejakan kakinya dipermukaan bulan, dengan...

Kecantikannya Mengecoh Banyak Pria !!!

SEORANG pria di Cina telah mengecoh pria-pria di Korea Selatan. Wajah Yiming Zhao yang “cantik”, membuat pria-pria Korea Selatan mengiranya sebagai wanita, hingga mereka merayunya untuk mau menjadi kekasih sampai istri...

20 film Keren di Tahun 2014

Tahun 2014 akan dihiasi sejumlah film keren yang sayang untuk dilewatkan. Mulai dari kisah seru para superhero memberantas kejahatan, film-film action dan horor yang menegangkan,...

Tampilkan postingan dengan label Seniman. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Seniman. Tampilkan semua postingan

6 Feb 2014

Biografi David Copperfield - Pesulap Dan Master Ilusionis Dunia

David David Copperfield terlahir dengan nama asli David Seth Kotkin, pada tanggal 16 September 1956 Di New Jersey. Ibunya adalah pegawai asuransi dan ayahnya adalah seorang pedagang yang memiliki toko pakaian untuk pria. Kecepatannya dalam menyerap pelajaran dan trik sulap yang dia pelajari sendiri, sangat memb a n t u nya dalam membangun karier awalnya. Pada usia 12 tahun, David sudah bisa memulai dan memiliki sendiri show tunggalnya. Nama “David Copperfield” diambilnya dari tokoh fiksi bernama David Copperfield yang muncul dalam novel berjudul sama, David Copperfield karya Charles Dickens.

Saat itu banyak yang mengakui, kalau bocah itu memiliki bakat besar dan permainannya begitu cemerlang, tak kalah dari pesulap yang usianya sudah lebih matang. Empat tahun melakukan show tunggal dan terus melatih kepiawaiannya dalam sulap, bakat dan sepak terjang David menarik Society of American Magician (Masyarakat Pesulap Amerika).Dia lantas ditarik untuk masuk ke dalam lingkaran orang-orang pencinta seni ilusi dan manipulasi itu.

Selain itu, ketika dia berusia 16 tahun, David telah mengajar mata kuliah sulap di New York University. Ini menjadikan dia sebagai orang termuda yang pernah mengajar di universitas. Mengajar dan asyik show tunggal tak membuat David tertarik dengan seni lain. Pria yang memakai nama panggung David Copperfield setelah terinspirasi dari novel klasik karya Charles Dickens yang ditulis pada 1850, itu tertarik saat ditawari tampil dalam drama musikal berjudul The Magic Man.

Saat itu, David berusia 18 tahun. ”Saat ikut serta dalam drama musikal itu, aku harus melakukan pertunjukan sulap dan menyanyi. Makin lama durasi drama itu,makin lama pula aku memainkan sulap dan mereka ingin aku tidak banyak menyanyi.Aku rasa, aku tak berbakat menjadi penyanyi,”kenang David. Ketika show The Magic Man itu selesai, David meneruskan kuliahnya di Fordham University.

Namun, dia menghadapi masalah. Setelah drama musikal itu habis masa tayangnya, dia menganggur. Dia tidak punya uang dan terpaksa mengandalkan kiriman dari ayahnya untuk menyambung hidup. Beruntung,nasib buruknya itu berubah setelah setahun tak punya tujuan hidup yang jelas. ”Ketika show itu selesai, aku terpaksa kelaparan selama setahun di New York. Ayahku mengirimi uang agar aku bisa membayar sewa apartemen. Setiap hari aku duduk di apartemenku, mempelajari dan memperbaiki keterampilan sulapku sembari mencari musik yang tepat untuk pertunjukanku.

Aku mengetuk banyak pintu dan mengirim banyak rekaman video sulapku.Sampai suatu hari, aku ditelepon dan diminta menjadi host acara televisi. Saat itu aku baru berusia 19 tahun. Aku tidak percaya dengan apa yang kudengar itu,”papar David. Showtelevisi pertamanya itu membawa David terbang ke Honolulu, Hawai, saat dia menjadi host acara sulap di Pagoda Hotel. Acara itu sukses dengan konsep penggabungan musik dengan sulap.Musiknya digarap Gershwin.

Sementara di panggung,David terinspirasi dengan duet Gene Kelly dan Fred Astaire. ”Saat itu aku merasa sangat keren. Aku pakai kalung besar,jaket mengkilap,dan potongan rambut yang buruk,” cetus David, tertawa. Show itu ternyata sukses besar. David pun sadar kalau dia harus tetap mempertahankan rating dengan memberikan pertunjukan dan trik spesial kepada penonton dan penggemar setianya. ”Jadi, aku pakai saja jaket mengkilap itu dan mempertahankan potongan rambut
ku yang jelek, lantas aku hilangkan sebuah pesawat terbang,”urainya.

Kehidupan Pribadi

Copperfield pernah bertunangan dengan supermodel Claudia Schiffer. Setelah berhubungan selama 6 tahun, mereka berpisah pada tahun 1999. Ayah Copperfield yang bernama Hyman Kotkin alias Hy meninggal dunia pada bulan Februari 2006 di San Diego, California. Semasa hidupnya, Hy sering menemani anaknya sewaktu melakukan tur keliling dunia. Copperfield memiliki situs web Remember Hy untuk mengenang ayahnya. Pada bulan April 2006, Copperfield dan dua asisten wanitanya menjadi korban
perampokan bersenjata di West Palm Beach, Florida. Pada waktu itu, mereka baru saja selesai melakukan pertunjukan ketika dirampok kelompok perampok muda usia. Kedua asistennya menyerahkan semua uang, paspor, dan telepon genggam yang dimiliki. Namun menurut pernyataan yang diberikannya kepada polisi, Copperfield tidak memberikan apa-apa kepada si perampok. Copperfield mengaku dirinya menggunakan kecepatan tangan pesulap untuk menyembunyikan harta bendanya.

Sebagian besar penampilan Copperfield berupa acara spesial televisi dan sebagai bintang tamu dalam acara televisi. Di layar lebar, Copperfield pernah bermain sebagai Ken si pesulap dalam film horor Terror Train produksi tahun 1980. Selain itu, Copperfield pernah tampil sebagai figuran dalam film Prêt-à-Porter (1984), namun namanya tidak dicantumkan dalam daftar pemain. Pada tahun 1982, Copperfield mendirikan yayasan Project Magic

Untuk membantu rehabilitasi pasien yang mengalami lumpuh tangan dengan mengajarkan gerakan sulap sebagai salah satu metode terapi fisik. Metode yang dikembangkannya mendapat akreditasi dari American Occupational Therapy Association, dan digunakan di lebih dari 1.100 rumah sakit di 30 negara di dunia. Pada tahun 1996, Copperfield menulis antologi fiksi berjudul David Copperfield’s Tales of the Impossible yang mengambil latar belakang dunia sulap dan ilusi. Dalam penulisan buku tersebut Copperfield bekerja sama Dean Koontz, Joyce Carol Oates, Ray Bradbury, dan anggota tim yang lain. Pada tahun berikutnya terbit volume kedua, David Copperfield’s Beyond Imagination (1997).

Copperfield memiliki Museum Internasional dan Perpustakaan Seni Sulap di Las Vegas, Nevada. Museum tersebut didirikan sebagai usaha Copperfield untuk melestarikan sejarah seni sulap, dan koleksi perangkat sulap antik, buku, dan benda-benda yang berkaitan dengan seni sulap. Majalah Forbes melaporkan David Copperfield memiliki penghasilan sebesar 57 juta dolar AS pada tahun 2003. Jumlah tersebut menjadikannya berada di urutan ke-10 selebritas dengan bayaran paling mahal di dunia. Pada tahun 2004, penghasilannya diperkirakan sebesar 57 juta dolar AS (urutan ke-35), sedangkan penghasilannya pada tahun 2005 tetap berjumlah 57 juta dolar AS, namun turun ke urutan ke-41 dalam daftar selebritas top dunia. Setiap tahunnya, David Copperfield melakukan lebih dari 550 pertunjukan di seluruh dunia.

Acara spesial televisi David Copperfield

* The Magic of ABC Starring David Copperfield (1977)

* The Magic of David Copperfield (1978)

* The Magic of David Copperfield II (1979)

* The Magic of David Copperfield III: Levitating Ferrari (1980)

* The Magic of David Copperfield IV: The Vanishing Airplane (1981)

* The Magic of David Copperfield V: Vanishing the Statue of Liberty (1983)

* The Magic of David Copperfield VI: Floating Over the Grand Canyon (1984)

* The Magic of David Copperfield VII: Familiares (1985)

* The Magic of David Copperfield VIII: Walking Through the Great Wall of China (1986)

* The Magic of David Copperfield IX: Escape From Alcatraz (1987)

* The Magic of David Copperfield X: The Bermuda Triangle (1988)

* The Magic of David Copperfield XI: Explosive Encounter (1989)

* The Magic of David Copperfield XII: The Niagara Falls Challenge (1990)

* The Magic of David Copperfield XIII: Mystery On The Orient Express (1991)

* The Magic of David Copperfield XIV: Flying - Live The Dream (1992)

* The Magic of David Copperfield XV: Fires Of Passion (1993)

* David Copperfield: 15 Years of Magic (1994)

* The David Copperfield: The Great Escapes

* The Magic of David Copperfield XVII: Tornado Of Fire (2001) - lokasi di Mid-South Coliseum, Memphis, Tennessee

* The Magic of David Copperfield XVII: Tornado of Fire (2001) - Edisi Eropa

Sumber : kolom-biografi.blogspot.com

Biografi Thomas Alva Edinson

Thomas Alva Edison dilahirkan di Milan, Ohio pada tanggal 11 Februari 1847. Tahun 1854 orang tuanya pindah ke Port Huron, Michigan. Edison pun tumbuh besar di sana. Sewaktu kecil Edison hanya sempat mengikuti sekolah selama 3 bulan. Gurunya memperingatkan Edison kecil bahwa ia tidak bisa belajar di sekolah sehingga akhirnya Ibunya memutuskan untuk mengajar sendiri Edison di rumah. Kebetulan ibunya berprofesi sebagai guru. Hal ini dilakukan karena ketika di sekolah Edison termasuk murid yang sering tertinggal dan ia dianggap sebagai murid yang tidak berbakat.

Meskipun tidak sekolah, Edison kecil menunjukkan sifat ingin tahu yang mendalam dan selalu ingin mencoba. Sebelum mencapai usia sekolah dia sudah membedah hewan-hewan, bukan untuk menyiksa hewan-hewan tersebut, tetapi murni didorong oleh rasa ingin tahunya yang besar. Pada usia sebelas tahun Edison membangun laboratorium kimia sederhana di ruang bawah tanah rumah ayahnya. Setahun kemudian dia berhasil membuat sebuah telegraf yang meskipun bentuknya primitif tetapi bisa berfungsi.

Tentu saja percobaan-percobaan yang dilakukannya membutuhkan biaya yang lumayan besar. Untuk memenuhi kebutuhannya itu, pada usia dua belas tahun Edison bekerja sebagai penjual koran dan permen di atas kereta api yang beroperasi antara kota Port Huron dan Detroit. Agar waktu senggangnya di kereta api tidak terbuang percuma Edison meminta ijin kepada pihak perusahaan kereta api, “Grand Trunk Railway”, untuk membuat laboratorium kecil di salah satu gerbong kereta api. Di sanalah ia melakukan percobaan dan membaca literatur ketika sedang tidak bertugas.

Tahun 1861 terjadi perang saudara antara negara-negara bagian utara dan selatan. Topik ini menjadi perhatian orang-orang. Thomas Alva Edison melihat peluang ini dan membeli sebuah alat cetak tua seharga 12 dolar, kemudian mencetak sendiri korannya yang diberi nama “Weekly Herald”. Koran ini adalah koran pertama yang dicetak di atas kereta api dan lumayan laku terjual. Oplahnya mencapai 400 sehari.

Pada masa ini Edison hampir kehilangan pendengarannya akibat kecelakaan. Tetapi dia tidak menganggapnya sebagai cacat malah menganggapnya sebagai keuntungan karena ia banyak memiliki waktu untuk berpikir daripada untuk mendengarkan pembicaraan kosong.

Tahun 1868 Edison mendapat pekerjaan sebagai operator telegraf di Boston. Seluruh waktu luangnya dihabiskan untuk melakukan percobaan-percobaan tehnik. Tahun ini pula ia menemukan sistem interkom elektrik.

Thomas Alva Edison mendapat hak paten pertamanya untuk alat electric vote recorder tetapi tidak ada yang tertarik membelinya sehingga ia beralih ke penemuan yang bersifat komersial. Penemuan pertamanya yang bersifat komersial adalah pengembangan stock ticker. Edison menjual penemuaannya ke sebuah perusahaan dan mendapat uang sebesar 40000 dollar. Uang ini digunakan oleh Edison untuk membuka perusahaan dan laboratorium di Menlo Park, New Jersey. Di laboratorium inilah ia menelurkan berbagai penemuan yang kemudian mengubah pola hidup sebagian besar orang-orang di dunia.

Tahun 1877 ia menemukan phonograph. Pada tahun ini pula ia menyibukkan diri dengan masalah yang pada waktu itu menjadi perhatian banyak peneliti: lampu pijar. Edison menyadari betapa pentingnya sumber cahaya semacam itu bagi kehidupan umat manusia. Oleh karena itu Edison mencurahkan seluruh tenaga dan waktunya, serta menghabiskan uang sebanyak 40.000 dollar dalam kurun waktu dua tahun untuk percobaan membuat lampu pijar. Persoalannya ialah bagaimana menemukan bahan yg bisa berpijar ketika dialiri arus listrik tetapi tidak terbakar. Total ada sekitar 6000 bahan yang dicobanya. Melalui usaha keras Edison, akhirnya pada tanggal 21 Oktober 1879 lahirlah lampu pijar listrik pertama yang mampu menyala selama 40 jam.

Masih banyak lagi hasil penemuan Edison yang bermanfaat. Secara keseluruhan Edison telah menghasilkan 1.039 hak paten. Penemuannya yang jarang disebutkan antara lain : telegraf cetak, pulpen elektrik, proses penambangan magnetik, torpedo listrik, karet sintetis, baterai alkaline, pengaduk semen, mikrofon, transmiter telepon karbon dan proyektor gambar bergerak.

Thomas Edison juga berjasa dalam bidang perfilman. Ia menggabungkan film fotografi yang telah dikembangkan George Eastman menjadi industri film yang menghasilkan jutaan dolar seperti saat ini. Dia pun membuat Black Maria, suatu studio film bergerak yang dibangun pada jalur berputar.

Melewati tahun 1920-an kesehatannya kian memburuk dan beliau meninggal dunia pada tanggal 18 Oktober 1931 pada usia 84 tahun. (An)



FAKTA UNIK TENTANG
THOMAS ALVA EDISON

Di antara berbagai kisah sukses pendiri General Electric itu terselip beberapa fakta menarik. Berikut ini kami sajikan 10 diantaranya.

1. Sulit mendengar, bukan tuli

Edison kerap kali disebut tuli. Padahal ia bukan sama sekali tidak bisa mendengar, namun memiliki kesulitan untuk mendengar secara sempurna. Penyebabnya berbeda menurut beberapa sumber. Ada yang menyebut karena demam ketika ia masih kecil serta beberapa kali infeksi bagian tengah telinga yang tidak diobati. Ada juga yang menyebutkan karena telinganya dipukul kondektur kereta api ketika laboratorium kimianya di gerbong barang terbakar.

2. Surat kabar di atas kereta pertama

Kegemaran Edison bereksperimen di gerbong kereta api membuatnya memiliki laboratorium di dalam gerbong barang meski akhirnya laboratorium itu terbakar. Edison kemudian membangun kembali laboratorium kimia dan percetakan di bagasi mobil. Dari sinilah ia mempublikasikan Grand Trunk Herald yang merupakan surat kabar pertama yang dipublikasikan di atas kereta.

3. Dot dan Dash

Edison memiliki 3 orang anak dari pernikahannya dengan Mary Stilwell. Dua orang anaknya diberi nama panggilan unik, Dot (Marion Estelle Edison) dan Dash (Thomas Alva Edison Junior), yang diduga diambilnya dari lambang yang digunakan dalam sandi Morse yaitu titik “.” dan garis “-”.

4. Melamar Mina dengan kode Morse

Setelah Mary Stilwell meninggal dunia, Edison bertemu Mina Miller yang adalah seorang anak penemu, Lewis Miller. Ia mengajari Mina kode Morse agar mereka dapat berkomunikasi secara rahasia dengan ketukan kode di tangan mereka. Suatu hari Edison bertanya kepada Mina: .- – ..- .-.. -.. -.- – ..- – .- .-. .-. -.- – . yang kemudian dijawab Mina dengan: -.- . … Tak lama kemudian, keduanya pun menikah.

5. Menolak disebut gagal

Edison memprotes sebuah surat kabar yang memuat judul berita utama: “Setelah 9.955 kali gagal menemukan bola lampu pijar, Edison akhirnya berhasil menemukan lampu yang menyala”. Ia meminta judul berita itu diganti. Keesokan harinya, atas permintaan Edison, surat kabar itu mengganti judul berita utamanya menjadi: “Setelah 9.955 kali berhasil menemukan lampu yang gagal menyala, Edison akhirnya berhasil menemukan lampu yang menyala”

6. Paten pertama yang gagal

Pada tahun 1869, di usianya yang ke-22, Edison memperoleh paten pertamanya untuk mesin perekam suara telegrafik yang dirancangnya untuk badan legislatif. Dengan alat itu, setiap anggota badan legislatif cukup menggerakkan satu tombol pada mesin yang akan merekam RUU yang dipilihnya. Sayangnya, alat tersebut ditolak badan legislatif karena cara kerjanya yang lambat.

7. Mesin tato

Pada tahun 1876, Edison mematenkan Stencil-pens, sebuah alat yang kemudian dimodifikasi Samuel O’Reilly untuk menjadi mesin tato pertama. Namun ia tetap dianugerahi penghargaan atas penemuan mesin tato yang pertama.

8. Laboratorium riset industri pertama

Setelah menjual quadruplex telegraf yang dibeli Western Union seharga $10 ribu, Edison menggunakan uang yang diperolehnya untuk membangun sebuah tempat yang sengaja akan dikhususkannya untuk terus menghasilkan serta mengembangkan produk inovasi teknologi. Tempat yang terletak di Menlo Park, New Jersey itu akhirnya berkembang menjadi laboratorium riset industri pertama di dunia.

9. Penyihir Menlo Park

Julukan tersebut didapat Edison setelah berhasil menemukan fonograf pada tahun 1877 sekaligus mengangkat popularitasnya. Pencapaian itu sangat tidak disangka-sangka oleh banyak orang sehingga tampak seperti sihir. Fonograf pertamanya berhasil merekam suara pada kertas timah yang mengelilingi sebuah silinder beralur. Namun kulitas suara yang dihasilkan masih buruk dan hasil rekamannya hanya bisa diputar ulang beberapa kali saja.

10. Listrik untuk semua

Konsep dan implementasi pembangkit tenaga listrik beserta pendistribusiannya ke rumah, kantor, dan pabrik sangat penting dalam perkembangan dunia industrialisasi modern. Edison lah yang pertama kali muncul dengan konsep itu. Pe
mbangkit tenaga listriknya yang pertama dibangun di Manhattan Island, New York pada 1882

Sumber : kolom-biografi.blogspot.com

Biografi Lengkap Didi Nini Thowok

Biografi Didi Nini Thowok

Nama Lengkap : Didik Hadiprayitno, SST
Nama Artis : Didik Nini Thowok
Jenis Kelamin : Pria Tempat dan
Tanggal Lahir: Temanggung, 13 November 1954
Agama : Kristen Rumah alamat : Perumahan Jatimulyo Baru Blok G-14 di       Yogyakarta 55242, Indonesia
Telepon : 62-274-589050
Pekerjaan : Direktur
• LPK Natya Lakshita (Lembaga Pendidikan Kejuruan) Tari / Natya Lakshita Sekolah Tari.
• Didik Nini Thowok Foundation (Yayasan Didi Nini Thowok).
• Didik Nini Thowok Entertainment.
Alamat Kantor : Green Plaza Kav.7, Jl. Godean Km.2, 8 Yogyakarta 55182, Indonesia Telepon : 62-274-586050, 581069, 520736 Faks. : 62-274-586050
E-mail : didiknt@indosat.net.id stnl@indosat.net.id didik_nt@yahoo.com
 Situs Web : www.didikninithowok.info
 Institusi : Sarjana Tari (SST) dari ASTI (Akademi Seni Tari

Didik Hadiprayitno, SST (dengan nama lahir Kwee Tjoen Lian, lalu Kwee Tjoen An) yang lebih dikenal sebagai Didik Nini Thowok (lahir di Temanggung, Jawa Tengah, 13 November 1954; umur 56 tahun) adalah penari, koreografer, komedian, pemain pantomim, penyanyi, dan pengajar. Banyak penghargaan telah diberikan kepada Didik Nini Thowok seluruh karya-karyanya dan gaya yang unik dalam menggabungkan klasik, folk, tari modern dan komedi. Banyak penghargaan telah diberikan kepada Didik Nini Thowok seluruh karya-karyanya dan gaya yang unik dalam menggabungkan klasik, folk, tari modern dan komedi. Beberapa koreografi aslinya sangat terkenal di Indonesia. Selain melakukan koreografi sendiri asli, ia juga memiliki keahlian yang luar biasa dalam melakukan berbagai tari tradisi seperti Topeng (topeng), Sunda, Cirebon, Bali, dan tentu saja Jawa Tengah. Selama karirnya, ia belajar menari kepada lebih dari 23 guru tari, seperti Ni Ketut Sudjani, I Gusti Gde Raka, Rasimoen, Sawitri, Ni Ketut Reneng, Kamini, Bagong Kussudiardjo, BRAy Yodonegoro, Sangeeta, Richard Emmert, Sadamu Omura, Jetty Roels, Gojo Masanosuke, serta beberapa nama maestro lain dari berbagai negara. Tak heran Didik menjadi begitu menguasai seni tari, terutama yang berbasis tradisi. Masa Kecil Didik Nini Thowok terlahir dengan nama Kwee Tjoen Lian. Karena sakit-sakitan orang tuanya mengubah namanya menjadi Kwee Tjoen An. Ayah Didik, Kwee Yoe Tiang, merupakan seorang peranakan Tionghoa yang "terdampar" di Temanggung sedangkan ibunya, Suminah, adalah wanita Jawa asli, asal Desa Citayem, Tjilatjap. Didik adalah sulung dari lima bersaudara (keempat adiknya perempuan). Setelah G30S/PKI, keturunan Tionghoa diwajibkan mengganti nama Tionghoa mereka menjadi nama pribumi sehingga nama Kwee Tjoen An pun menjadi Didik Hadiprayitno. Kehidupan masa kecil Didik penuh keprihatinan. Ayahnya bisnis jual beli kulit kambing dan sapi. Ibunya membuka kios di Pasar Kayu. Hidup bersama mereka adalah kakek dan nenek Didik. Maka keluarga Didik harus hidup pas-pasan. Sebagai anak dan cucu pertama, Didik selalu dimanja oleh seluruh anggota keluarga. Selain itu, Didik tidak nakal seperti kebanyakan anak laki-laki seumurannya. Ia cenderung seperti anak perempuan dan menyukai permainan mereka, seperti pasar-pasaran (berjualan), masak-masakan, dan ibu-ibuan. Saat kecil pun Didik diajari oleh neneknya ketrampilan perempuan seperti menjahit, menisik, menyulam, dan merenda. Belajar Menari Saat masih sekolah, Didik suka menggambar dan menyanyi (suaranya bagus terutama saat menyanyi tembang Jawa). Namun setelah mengenal dunia tari akibat sering menonton pertunjukan wayang orang yang berupa sendratari, Didik pun bertekad untuk mempelajari tari. Sayangnya perekonomian keluarga yang pas-pasan menyulitkan langkah Didik untuk belajar. Akhirnya Didik meminta teman sekelasnya Sumiasih, yang pandai menari dan nembang, untuk mengajarinya tari-tarian wayang orang. Menari bukan hal yang sulit dilakukan, karena selain tubuhnya yang lentur, Didik juga berbakat. Guru Didik berikutnya adalah Ibu Sumiyati yang mengajarinya dan ketiga adiknya, tari Jawa klasik gaya Surakarta. Didik membayar guru ini dari hasil menyewakan komik warisan kakeknya. Didik juga belajar tarian Bali klasik dari seorang tukang cukur rambut. Didik berguru pada A. M. Sudiharjo, yang pandai menari Jawa Klasik juga sering menciptakan tari kreasi baru. Didik ikut kursus menari di Kantor Pembinaan Kebudayaan Kabupaten Temanggung. Salah satu gurunya adalah Prapto Prasojo, yang juga mengajar di padepokan tari milik Bagong Kussudiarjo di Yogyakarta. Koreografi tari ciptaan Didik yang pertama dibuat pada pertengahan 1971. Tarian itu diberi judul “Tari Persembahan”, yang merupakan gabungan gerak tari Bali dan Jawa. Didik tampil pertama kali sebagai penari wanita; berkebaya dan bersanggul saat acara kelulusan SMA tahun 1972. Saat itu, didik juga mempersembahakan tari ciptaannya sendiri dengan sangat luwes. Kuliah Setelah lulus SMA, impian Didik untuk melanjutkan kuliah di ASTI Yogyakarta terbentur pada biaya. Didik pun bekerja, tak jauh dari kesukaannya, menari. Didik menjadi pegawai honorer di Kabin Kebudayaan Kabupaten Temanggung dengan tugas mengajar tari di beberapa sekolah (SD dan SMP), serta memberi les privat menari untuk anak-anak di sekitar Temanggung. Dua tahun setelah lulus SMA, Didik bertekad untuk kuliah di ASTI. Berbekal uang tabungannya, Didik berangkat ke Yogyakarta dan mendaftar di ASTI. Berkat Tari Manipuri, tarian wanita yang diperagakannya dengan begitu cantik, Didik berhasil memikat tim juri ASTI. Sehingga Didik diterima dan dinyatakan sebagai mahasiswa ASTI angkatan 1974. Pribadinya yang hangat, kocak dan santun tak menyulitkan Didik untuk mendapat teman. Bersama teman-teman barunya, Didik menampilkan fragmen tari berjudul Ande-ande Lumut. Didik berperan sebagai Mbok Rondo Dadapan, janda centil dari Desa Dadapan. Penampilan Didik sangat memukau mahasiswa ASTI yang lain. Menjadi anak kost sangat sulit bagi Didik, karena tak mungkin mengharapkan kiriman dari rumah. Ketrampilan 'perempuan' yang dulu diajarkan neneknya terasa sangat berguna. Didik menerima pesanan membuat hiasan bordir, juga menjual hasil kerajinannya, seperti syal dan taplak meja. Beberapa bulan setelah mulai kuliah, Didik menerima tawaran dari kakak angkatannya, Bekti Budi Hastuti (Tutik) untuk membantu dalam fragmen tari Nini Thowok bersama Sunaryo. Nini Thowok atau Nini Thowong adalah semacam permainan jailangkung yang biasa dimainkan masyarakat Jawa tradisional. Pementasan ini sangat sukses. Kesuksesannya membawa trio tersebut pentas diberbagai acara. Merekapun mengemas pertunjukan mereka dengan konsep yang lebih matang. Saat Sunaryo mengundurkan diri, posisinya digantikan Bambang Leksono Setyo Aji, teman sekos Didik. Mereka lantas menyebut kelompok mereka sebagai Bengkel Nini Thowok. Dan di belakang nama mereka melekat nama tambahan Nini Thowok (berarti: "nenek yang menyeramkan"). Setelah itu, karier Didik Nini Thowok sebagai penari terus berlanjut, bahkan Didik sering muncul di televisi. Didik terus mengembangkan kemampuan tarinya dengan berguru ke mana-mana. Didik berguru langsung pada maestro tari Bali, I Gusti Gde Raka, di Gianyar. Ia juga mempelajari tari klasik Sunda dari Endo Suanda; Tari Topeng Cirebon gaya Palimanan yang dipelajarinya dari tokoh besar Topeng Cirebon, Ibu Suji. Saat pergi ke Jepang, Didik mempelajari tari klasik Noh (Hagoromo), di Spanyol, ia pun belajar tari Flamenco. Karier Setelah menyelesaikan studinya dan berhak menyandang gelar Didik Hadiprayitno, SST (Sarjana Seni Tari), Didik ditawari almamaternya, ASTI Yogyakarta untuk mengabdi sebagai staff pengajar. Selain diangkat menjadi dosen di ASTI, ia juga diminta jadi pengajar Tata Rias di Akademi Kesejahteraan Keluarga (AKK) Yogya. Filmografi Jagad X Code (2009) Preman In Love (2009) Penghargaan Penghargaan yang pernah diraih oleh didi nini towok adalah sebagai berikut : • Soedarpo Award by the Rotary Foundation Rotary International District 3400 (2005) • Kala Award by the Governor of Yogyakarta Special Territory (2002) • Indonesian Consulate of Kobe, Japan (1998) • Sultan Haji Hassanal Bolkiah, Brunei Darussalam (1992) • Javanese Cultural Society of Surakarta (1993) • Yogyakarta Tourism Department (2000) • Indonesian Student Association of Newcastle, Great Britain (1994) • Cultural Award, Governor of Yogyakarta (1991) • Indonesian Student Association of Hiroshima, Kansai, Japan (1999) • Journalist Association of Yogyakarta (1993) • First Place Award, Ceremonial Make-up Competition, Yogyakarta (1977) • Indonesian Student Association of Belgium (1991) • Honors Student, Ministry of Education and Culture, Indonesia (1976) Tarian yang dihasilkan a. Dewi Sarak Jodag Koreografi : Didi NIni Thowok Penari : Didi Nini Thowok Durasi : 19 minutes Kisah Dewi Sarak Jodag diambil dari cerita Raden Panji. Menceritakan tentang Dewi Sarak Jodag ( adik dari Raja Klana ). Karena jatuh cinta pada Raden Panji, Ia merubah dirinya menjadi Dewi Chandrakirana , Istri Raden Panji. Tapi Raden Panji mengetahu tipu daya Dewi Sarak Jodag dan menolaknya. Karena merasa malu, ia berubah menjadi sosok yang mengerikan sebagai perwijudan dari rasa malu, marah dan derita. Dalam tarian ini, perubahan karakater dipertihatkan dari penggunaan topeng dan dibumbui sedikit unsur komedi. b. Tari Persembahan Merupakan gabungan gerak tari Bali dan tari Jawa. Inilah tarian pertama yang diciptakan Didik, yang ternyata menjadi awal dari sekian banyak kreasi tari yang diciptakannya di masa depan c. Tari Batik Di sinilah untuk pertama kalinya Didik tampil sebagai penari wanita. Berkebaya dan bersanggul, dengan luwes ia memamerkan gerakan-gerakan tari yang juga merupakan hasil karyanya sendiri itu d. Tari Dwimuka Tari Dwimuka terinspirasi dari sebuah film dimana
salah satu tokohnya menggunakan topeng di belakang kepalanya. Tari-tarian Didik biasanya penuh dengan atraksi komedi, yang mengundang decak kagum dan keceriaan penonton. e. Tari Dwimuka Jepindo 1999 f. Tari Kuda Putih tahun 1987 g. Tari Topeng Nopeng tahun 1988 h. Tari Topeng Walang Kekek ditahun 1980.


Sumber : http://idadhoe.blogspot.com

Biografi Singkat Dedy Corbuzier

 
Nama Lengkap : Deddy Corbuzier
Alias : Deodatus Andreas Deddy Cahyadi Sunjoyo
Kategori : HUMANIORA
Tempat Lahir : Jakarta
Tanggal Lahir : Jumat, 28 12 1976
Zodiac : Capricorn
Istri : Kalina Oktarani
Anak : Askanio Nikola Corbuzier.
BIOGRAFI
Deddy Corbuzier alias Deodatus Andreas Deddy Cahyadi Sunjoyo dikenal sebagai seorang praktisi metalis ternama Indonesia. 



Pria kelahiran di Jakarta, 28 Desember 1976 ini, pernah melakukan aksi menegangkan dengan mengendarai kendaraan dalam posisi mata tertutup, selain itu Deddy juga pernah melakukan tebak headline media massa yang ditentukannya sebelum media itu diterbitkan.

Deddy mengakhiri masa lajangnya dengan Kalina Oktarani atau lebih akrab disapa Kalina pada 25 Februari 2005, dan telah dikaruniai seorang anak, Askanio Nikola Corbuzier.

Agustus 2009, secara mengejutkan Deddy digugat cerai oleh Kalina. Sempat berhembus rumor jika ini hanya rekayasa semata, namun hal ini dibantah oleh pengacara Kalina. Tapi pada akhirnya, gugatan ini pun dicabut.

Melihat karir sulap di Indonesia masih belum booming seperti karir menyanyi dan akting, Deddy membuat terobosan baru. Ia membuat sebuah acara yang mencari talenta-talenta sulap di Indonesia lewat acara THE MASTER.

Selain karir di dunia entertainment, Deddy mulai melirik bidang lain sebagai investasi. Salah satunya adalah berbisnis. Ia memilih membuka restoran jepang Takigawa bersama teman-teman artis lainnya.

Terkait salah satu aksi spektakuler di mana ia menangkap peluru yang keluar dari sebuah senjata api dalam ulang tahun sebuah televisi swasta membuat Deddy harus berurusan dengan kepolisian. Kabarnya, izin untuk beraksi dengan pistol itu kurang lengkap. Dan pada akhirnya Deddy meminta maaf kepada pihak kepolisian.
Pada awal Januari 2013, dia membuat gebrakan dengan menggelar show tunggal pertamanya bertajuk Deddy Corbuzier’s The Mentalist di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ). Dalam pertunjukan itu, Deddy benar-benar mengeluarkan semua kemampuan mulai dari prediksi hingga trik-trik berbahaya. Semisal melempar pisau ke arah sasaran tanpa melihat atau dengan mata tertutup.

Sumber : http://maslinduaji.blogspot.com

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.
.